Wakil Rakyatku |
Suara - suara riak...
Kelakar di tengah kerisauan..
Obral obrol kemunafikan...
Sial...
Tenaga tercurah...
Mimpi terbuang sirna...
Mati terpuruk atas sembilunya...
Hanya *applouse...
Di ikuti gemuruh kecil..
Teriak sunyi dari gedung kehormatan...
Di balik selimut dingin...
Seorang berteriak dalam hati...
Suaraku...
Membisu...
Menjadi kelu...
Kemudian tuli dan membuta...
Seorang lagi melihat dan berkata...
Mereka berteriak lantang...
Bersandiwara...
Di antara kerumpulan jas dan dasi mewah...
Mendukung kami...
Membela kami...
Tapi tak sedikitpun untuk kami…
Kami rakyat jelata…
Kaum **"kamseupay" tak mengerti politik...
Tapi sedikitpun kami berpaling mendengarmu...
Tak sedetikpun kami mengalihkan mata kami...
Kami ini mengerti...
Dan cuma berdoa dalam hati...
"semoga hatimu terbuka"
"semoga telingamu tak menuli"
"semoga matamu tak membuta"
"semoga indonesia sejahtera"
Bukan untuk kami...
Tapi untuk anak cucu kami...
Penerus Bangsa Ini...
*"Applouse" tepuk tangan dengan meriah
** "Kamseupay" (kampungan) bahasa gaul yang artinya merendahkan orang lain
"Kami merepost lagi postingan ini dari blog lama pada tanggal April 2012, karena kami merasa ini sebuah rangkaian kata yang unik, menunjukkan protes keras, seingat kami ini tersusun setelah melihat perdebatan di antara kalangan elit politik seperti anak kecil saat rapat paripurna"
Post a Comment