Aku
langkahkan lagi kakiku ke arah yang berlawanan sepanjang jalur ini, aku
tinggalkan semua yang membuat diriku resah, gusar dan kacau, dan seperti
biasanya aku mulai bertanya pada benda yang ada di sekitarku meski aku tau
mereka tak sedikitpun tak mengerti yang ku ucapkan, tentang yang ku rasa, yang
berada di dalam hati dan pikiranku ini, lalu ku alihkan perhatianku pada
langit yang gelap, dan bintang - bintang yang bersinar samar di angkasa,
sekelebat aku merasa iri dengan mereka, saling menyinari bersaut - sautan
seperti saling menyapa dan bercerita, di saat yang bersamaan angin
berhembus sepoi - sepoi menembus tubuh membuat aku semakin pilu dan sendu,
dalam hati aku hanya berharap angin membawa segala luka dan perih yang
tercipta di hati dan perasaan ini.
Sungguh aku lelah mengabaikan segala yang ada, segala yang pernah terjadi di dalam hidupku sedikitpun tak pernah hengkang di setiap keseharianku, meski aku berusaha berlari dan tak menghiraukannya, bayang-bayang kekelaman itu selalu muncul membuatku terpuruk dan terjatuh di saat aku mulai membangun lagi kepingan - kepingan semangatku. Aku kecewa dengannya, dengan ucapan yang menyayat-nyayat hatiku, betapa perih yang ku rasa dan itupun harus aku balut dengan "kebohongan" bahwa aku baik-baik saja. Selalu riang di antara semua orang, mungkin benar dengan kata seseorang aku "aneh", akupun juga merasa dengan dua sifat yang saling berbalik di dalam tubuh ini, selalu dapat menghilangkan yang ada dan mengadakan yang hilang.
Sebenarnya tak ingin ku sudahi, tapi sepanjang lembaran yang ku torehkan ini, hanyalah kata-kata yang melayang-layang dan tak mengerti mengapa selalu terbayang tak hilang.
Author Name
Author Description!
Get Free Email Updates to your Inbox!
Post a Comment